RENUNGAN MALAM INI: “MENARA MESJID

RENUNGAN MALAM INI:
“MENARA MESJID”
Dari berbagai literatur saya temukan ada beberapa fungsi menara mesjid, pertama, dari menara masjid, suara muazin setidaknya bisa didengar oleh warga radius 40 rumah kiri dan kanan, muka dan belakang. Pada akhirnya, mereka akan segera datang ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah.
Kedua, Jika bagian atas menara difungsikan untuk menaruh pengeras suara, maka di bagian bawah diberikan fungsi yang berbeda di era modern. Di Masjid Taqwa Muhammadiyah misalnya. Di bagian bawah menaranya, dijadikan tempat parkir sandal, di mana beberapa petugas ditugaskan di sana.
Ketiga, Sementara di masjid-masjid lainnya, ada yang dijadikan gudang, ataupun dibiarkan begitu adanya. Semua memang tergantung pada maunya pengurus. jika ingin dijadikan produktif dan menghasilkan uang, koperasi masjid pun bisa didirikan di sana (sumber: Hendri Nova).
Kelima, yang ini mungkin terlupakan, tapi menurut saya sangat penting adanya menara mesjid yang tinggi dan harus lebih tinggi dari rumah-rumah sekitarnya yang sudah tinggi, agar dapat melihat seluruh aktifitas warga yang menjadi jemaah di mesjid tersebut, gunanya sederhana saja agar semua pengurus mesjid dapat melihat kegiatan jemaahnya, tempat tinggalnya dan yang lebih penting tahu kondisi ekonomi masyarakatnya. Dari menara mesjid dapat dilihat siapa-siapa yang atap rumahnya sudah bocor atau hampir bocor, atau rumahnya tidak layak dihuni, atau jika perlu dapat melihat apakah warga kampungnya ada yang tidak berasap alias tidak bisa memasak karena memang tidak ada yang bisa dimasak (terutama mesjid-mesjid di kampung atau dilingkungan masyarakat miskin).
Untuk itu pengurus mesjid harus selalu melihat dan memperhatikan, kondisi ril warga sekitar, tugas membangun masyarakat bukan hanya keajiban pemerintah tetapi adalah kewajiban umat secara keseluruhan “apakah kita akan masuk surga, ketika saudara kita, tetangga kita mati kelaparan karena kemiskinannya..?” oleh karena itu saya tidak protes jika pengurus mesjid, setiap tahun memprogramkan pembangunan mesjid, misalnya ganti pagar baru, padahal sebenarnya pagarnya masih bagus, tambah jam baru yang bagus dan mahal padahal di dalam mesjid tersebut sudah ada tiga jam dinding yang relatif sangat bagus dan baik, dan bisa melihat apakah ada anak-anak yang masih disekitar rumah padahal jam sekolah, apakah ada anak-anak jadi pengemis atau meminta-minta dan sebagainya.
Seharusnya ini menjadi pemikiran kita bersama, bagaimana mesjid difungsikan sebagai tempat umat beribadah dengan sekhusuk-khususknya dan juga sebagai tempat muzakarah, memecahkan persoalan umat khususnya di sekitar mesjid, dan mesjid juga seharusnya difungsikan sebagai lembaga ekonomi yang bisa membantu umat menuju kehidupan yang lebih baik “masyarakat yang selalu kita doakan untuk selamat di dunia dan selamat di akherat”…semoga !

Ceruk kamar, 02 Juli 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat "NAGE DEDAUP" Bg.-19

DAFTAR PUSTAKA

SAMBUTAN DEKAN ACARA YUDISIUM FAK. SYARI’AH IAIN BENGKULU