Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Cerite Rakyat “Nage Dedaup” Edisi 26 Ritual Puase Tapa Geni

Cerite Rakyat “Nage Dedaup” Edisi 26 Ritual Puase Tapa Geni                 Di edisi ye lalu, ritual nyambut ilmu tungkat sulaiman mpai udim sebabak ye tapa beghendam, babak ini kah diceritekah penggawian kedue Puase Tapa Geni, berupe duduk begelung di daratan sambil mbacekah mantera-mantera ye ade di buku sighat tungkat sulaiman Bab kedue halaman 1323, dalam buku itu termaktub bahwe, paling lame Sembilan aghi biasenye lah dapat kekendaan berupe tungkat sakti ye dikendai.                 Puase Tapa Geni dikerjekah ngah semangat serte keyakinan bulat li Nage Dedaup. Pas udim ritual pertame tapa beghendam di lubuk aik nipis, wilayah kekuasean Nage Jokoh Raden, ye die jalani   anye cume tige aghi lah udim, padehal kalu dalam buku petunjuk jak di Nage Inim penguase Cughup Bedegung, waktunye pacak bebulan-bulan bahkan betahun-tahun…mungkin karene kesaktian Nage Dedaup tige akhi lubuktu lah keghing.                 Badah Nage Dedaup melaksanekah Pati Geni, lah disiapkah li

CERITE RAKYAT “NAGE DEDAUP” EDISI KE-25 “Ritual Nuntut Ilmu Tungkat Sulaiman”

CERITE RAKYAT “NAGE DEDAUP” EDISI KE-25 “Ritual Nuntut Ilmu Tungkat Sulaiman” Luk lah kuceritekah di bagian ye mpai udim, buku ajian serat tungkat sulaiman lah dinjukah li Pangeran nage Senoir Nage Inim ye tekenal ndak belagak saje, ye galak meriking luk tenggaging, biaselah nage jak di Inim sedakdenye mbesakkah lagak tulah…ye penting penampilan, mpuk kurang pajuh ngah kelepih bangkang, bedah ngah nage Ugan ye memang keturunan nage tetua yelah nurunkah anak cucunge dimane-mane ye puyang tetunye bename Sanghyang Sakti Nyata, Nage Lematang, apelagi ngah nage jak di ulu, penampilan die biase saje, anye nage Inim ni sakti palang, tekenal di jagad dunie penagean, seperti nage-nage mude ye lah mulai tekenal antarenye Nage Lawang Ngidul, Nage Darmo Gandul, Nage Padu Rase, Nage Tanjul Lalang, Nage Libak Budi, Nage Benang Betarik, Nage Mure Gule, Nage Mar Sung Sang sampai ke nage Rimbang Jale tesohor di dunie penagean ngah masih banyak lagi nage ye belum pacak kusebutkah disin

Pesan Rakyat Kepada Penggede MEMBANGUN BENGKULU “MAKSIMALKAN OTAK KANAN”

Pesan Rakyat Kepada Penggede MEMBANGUN BENGKULU “MAKSIMALKAN OTAK KANAN” Memang otak manusia terdiri dari dua bagian ada otak kiri dan ada otak kanan, otak kiri fungsinya sebagai analisi kepintaran biasanya berhubungan dengan angka, logika bahasa, intelektual, dan segala macam yang berhubungan dengan pengetahuan, dan biasanya orang ini disebut jenius, saking jeniusnya kadang-kadang dianggab kurang waras, wajar kerjanya Cuma mikir, ngitung dan cari untung, mana sempat menghadiri hajatan, datang takziah dan silaturahmi dengan tetangga. Orang yang bisa baik dengan tetangga, suka saling tolong menolong, penuh perhatian atas duka saudaranya pastilah menggunakan otak kanan. Otak kanan memang fungsinya berhubungan dengan, prihatin, inovasi, kreativitas, nakuri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggung jawab, kesungguhan, spirit, etika, empati dan lain-lain. Porsi otak kanan memang lebih besar, bahkan menurut penelitian 90%, aktivitas manusia dikendalikan oleh otak

Renungan Hari Ini: HAKIM, PROFESI DENGAN PANGGILAN “YANG MULYA”

Renungan Hari Ini: HAKIM, PROFESI DENGAN PANGGILAN “YANG MULYA” Sebenarnya panggilan “yang mulya” untuk sebutan para hakim, tidak diatur secara resmi dalam perundang-undangan, (saya belum menemukannya, kalau sudah ada maaf itu kesalahan saya), sebutan yang mulya hanyalah implementasi dari sekian banyak aturan yang memberikan kedudukan lebih terhormat pada hakim pada saat di ruang sidang, karena dalam ruang sidang tata cara dalam persidangan itulah yang mengakibatkan hakim disapa dengan “yang mulya”. Dalam ketentuan UU seperti disebutkan dalam Peraturan MK No. No. 19 Tahun 2009 tentang Tata Tertib Persidangan, diatur mengenai kewajiban para pihak, saksi, ahli, dan pengunjung sidang untuk menghormati hakim. Memang ada beberapa Pengadilan yang mengharuskan untuk menyebut hakim yang mulya seperti di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam ketentuan tata tertib persidangan menyebutkan salah satunya keharusan memanggil atau bekomunikasi dengan hakim pada saat persidangan

SELAYANG PANDANG “LEGAL DRAFTING” Sambutan Dekan Pada Acara Pembukaan Pelatihan Legal Drafting Fak. Syari'ah dan Hukum IAIN Bengkulu.

SELAYANG PANDANG “LEGAL DRAFTING” Sambutan Dekan Pada Acara Pembukaan Pelatihan Legal Drafting Fak. Syari'ah dan Hukum IAIN Bengkulu. Legal drafting secara umum diartikan adalah Perancangan Peraturan Perundang-undangan, baik dilakukan oleh legislator dalam membentuk UU ataupun peraturan perundang-undangan lainnya, sesuai dengan ketentuan 1 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam keketntuan menimbang hurupa a menyebutkan: bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;. Kemudian dalam Pasal 1 UU di atas disebutkan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyus

CERITE RAKYAT NAGE DEDAUP EDISI KE-24 “Nuntut Ilmu Tungkat Sulaiman”

CERITE RAKYAT NAGE DEDAUP EDISI KE-24 “Nuntut Ilmu Tungkat Sulaiman” Kusambungkah dikit cerite ye lalu edisi ke-23, maaf lah lame nian dide sempat ku ceritekah, maklum lagi banyak ye ndak dikerjekah, nah aku ceritekah agi kisah nage Dedaup, mangke nyambung ku ulangi dikit cerite ye lah udim…..ye ceritekah wejangan atau nasihat perkawinan ndik pangeran Parbu Milih bin Pangeran Nage Inim ye begelar Nage Senior Penguase jagad Lubuk Cughup Bedegung alias Pangeran ndak Belagak Saje ngah Ratu Daghe Putih Binti Pangeran nage Dedaup Penguase Danau Dedughuk, ye lah disampaikah li Pangeran nage Ijau alias Pangeran nage anak Konadah jak di Berazil. Adenye nasihat panjang libagh, lah nambah ilmu ndik ke due mpali pengantin anyar ye kah menjalani kehidupan panjang suami isteri pewaris tunggal tunggu tubang di Danau dedughuk. Artinye hampir seluruh urusan baguan lah udim gale, apalegai do’a penutup lah disampaikah li Nage senior Pangeran nage lematang penguse Lubuk Kebugh ngah

RENUNGAN MALAM INI “Miras”

RENUNGAN MALAM INI “Miras” Setetes saja, tidak terasa, tapi itu tetap dosa Seteguk saja, penuh gairah, jadi lupa Secangkir saja, melayang cita, penuh hayal tak berguna Sebotol saja, kepala berat, bicara terbata-bata, hilang naluri manusia.

MOMENTUM HARKITNAS 20 MEI 2016 “Bangkit dari Penjajahan Kemiskinan”

MOMENTUM HARKITNAS 20 MEI 2016 “Bangkit dari Penjajahan Kemiskinan” Tanggal 20 Mei 2016, bangsa Indonesia kembali akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108, Hari Kebangkitan Nasional diperingati sebagai tongak sejarah, tumbuhnya nasionalisme secara terorganisir, pada tanggal 20 Mei 1908 berdirilah Boedi Oetomo. “Boedi Oetomo” (BO) yang dimaknai secara harpiah Boedi artinya perangai atau tabiat atau mungkin dalam istilah sekarang ini bisa disebut karakter, sedangkan Oetomo, bisa jadi dimaknai yang utama atau baik dan luhur, ya artinya kira-kira begitu kalau mau pastinya lihat buku sejarah, atau kepada pendirinya, tapi semuanya sudah meninggal, mudah-mudahan istilah itu tidak jauh dari pemaknaan di atas. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa BO tidak layak dijadikan sebagai tonggak sejarah Harkitnas Indonesia, karena para tokohnya itu sebenarnya tidak Indonesain tolen. Menurut Ahmad Mansur Suryangera, sejarawan yang banyak mengoreksi penyimpangan

NASIBMU RAKYAT JELATA

NASIBMU RAKYAT JELATA Kau terbungkuk layu hitam legam dan keriput Matahari membakar, menyengat dan panas ketika mengais rejeki Sebenarnya bukan karena usiamu Takdir, karma, kutukan bukan itu Silih berganti generasi kau tetap wariskan sifat-sifatmu hitam dan kuyu Itu masih beruntung, kau tetap mengais rejeki Tapi kau tetap kuyu, jujur, bersahaja dan tetap lugu Walau di dalam rumah itu, kau tahu, lebih muda, bersih dan bersinar kau lihat itu, penipu, bohong dan berlagu NASIB MU RAKYAT JELATA Kau tidak sendirian, ada saudaramu Ketika ia babat sepotong pohon di hutan rimba Mengharapkan sekedar untuk penyambung nyawa Kini ia meringkuk di penjara, dituduh perusak lingkungan abadi dunia Hukum tidak ada bagi yang berkuasa, diadakan bagi rakyat jelata Kau tahu yang pakai dasi itu, pemegang HPH merambah penyebab malapetaka Rumahmu, reot di pinggir kali sering terendam di musim hujan itu investasi mereka Karena ulah si berdasi itu, keluargamu, keturunanmu tetap seperti itu D

OLEH-OLEH DARI SERAMBI MEKKAH “Pernak-pernik cerita Tsunami, Menggugah Rohani Kita ”

OLEH-OLEH DARI SERAMBI MEKKAH “Pernak-pernik cerita Tsunami, Menggugah Rohani Kita ” Alahmadulillah, saya bisa berkunjung kembali ke Aceh, provinsi terujung di Sumatera membangkitkan kenangan lama saya, karena harus menunggu 29 tahun baru diberikan kesempatan menginjakan kaki di negeri “Serambi Mekkah” dan Provinsi yang banyak melahirkan Pahlawan dan termasuk pahlawan wanita seperti Cut Nya’ Dien, Laksaman Malahayati, Cut Meutia, dan masih banyak lagi yang bergelar Ratu, Sultanah, dan Pocut yang menggalang senjata berperang melawan Belanda, kalau pahlawan dari kaum Adam tentu lebih banyak lagi, misalkan Sultan Iskandar Muda, Teungku Cik Ditiro, Teuku Umar, Teuku Nya Arief sampai pada Daud Beureuh dan sebagai daerah yang menggambarkan gigihnya perjuangan rakyat menentang penjajah, saya berkunjung ke Aceh pertama, saya mengikuti Kongres HMI Ke-17 di Lohk Semawe Kabupaten Aceh Utara Tahun 1987, saya masih muda waktu itu, semester 6 Mahasiswa FH Unib..., dan baru berkese