Pesan Rakyat Kepada Penggede MEMBANGUN BENGKULU “MAKSIMALKAN OTAK KANAN”

Pesan Rakyat Kepada Penggede
MEMBANGUN BENGKULU “MAKSIMALKAN OTAK KANAN”
Memang otak manusia terdiri dari dua bagian ada otak kiri dan ada otak kanan, otak kiri fungsinya sebagai analisi kepintaran biasanya berhubungan dengan angka, logika bahasa, intelektual, dan segala macam yang berhubungan dengan pengetahuan, dan biasanya orang ini disebut jenius, saking jeniusnya kadang-kadang dianggab kurang waras, wajar kerjanya Cuma mikir, ngitung dan cari untung, mana sempat menghadiri hajatan, datang takziah dan silaturahmi dengan tetangga. Orang yang bisa baik dengan tetangga, suka saling tolong menolong, penuh perhatian atas duka saudaranya pastilah menggunakan otak kanan. Otak kanan memang fungsinya berhubungan dengan, prihatin, inovasi, kreativitas, nakuri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggung jawab, kesungguhan, spirit, etika, empati dan lain-lain. Porsi otak kanan memang lebih besar, bahkan menurut penelitian 90%, aktivitas manusia dikendalikan oleh otak kanan, sedangkan otak kiri hanya nmampu menampung 10 % saja bahakan mungkin kurang.
Kemampuan otak kanan, lebih kepada tujuan yang harus dicapai, hal ini juga disampaikan oleh Wagub Dr. drh. Rohidin Mesra, ketika mengisi Seminar Nasional di IAIN Bengkulu hari ini, salah satu statmenya “jika ingin membantu orang jangan tanya masalahnya, tapi tanya apa maunya” …kalau ditanya masalahnya pasti banyak…dan kita tidak sanggup memecahkan masalahnya, apalagi membantunya, tapi kalu kita Tanya apa maunya, mungkin satu saja sebenarnya kemauannya, yakni mau nonton film di bioskop judulnya “Ada apa dengan Cinta”, tapi uangnya nggak ada, ya gampang kasih aja uang dia bisa nonton masalahnya selesai…menurut saya Pak Wagub ini juga sedang memfungsikan otak kanannya dalam membangun Bengkulu. Kalau dia pakai otak kiri pasti di akan bicara, jangan dikasih duit habis duit pasti dia minta lagi, ya tetapi otak kanan akan jawab tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, nggak usah takut dia minta lagi, kalau dia pakai otak kanan, malulah dia minta dua kali.
Selanjutnya beda otak kiri dan otak kanan. Otak kiri hanya melakukan proses untuk mencapai tujuan, mungkin kasarnya otak kanan sudah melang-lang buana samapi ke bulan, dan memikirkan sesuatu rumah gedung di bulan, tapi otak kiri hanya berkutat bagaimana mengukur jarak antara bumi dan bulan dengan meneliti kecepatan cahaya. Otak kanan juga sudah memikirkan kira-kira enaknya makan hamburger di bulan, atau berjemur di pasir teriknya matahari di bulan, sedangkan otak kiri mulai memikirkan kenderaan apa yang bisa mencapai bulan setelah ditemukan jarak antara bumi dan bulan, kira-kira itulah ilustrasi kekuatan masing-masing bagian otak dalam bekerja.
Lalu apa kaitannya dengan Bengkulu, sebagai sama-sama orang Bengkulu, makan, minum cari rejeki di Bengkulu, tahulah kondisi Bengkulu sebenarnya, jika dihitung dengan data statistik dan ilmu Antariksa dan akuntasi ekonomi memang Bengkulu masih wajar sebagai daerah tertinggal, bahkan dikatagorikan daerah rawan bencana. Bengkulu adalah wilayah terkecil di Sumatera, penduduknya belum sampai dua juta, posisinya tidak strategis, APBD hanya 2, 4 T untuk Sembilan Kabupaten dan satu Kota, hampir sama dengan APBD di salah satu Kabupaten di Provinsi Tetangga dan dianggab oleh pemerintah pusat hanya sebagai Provinsi Penyangga, bukan daerah strategis nasional, walaupun hutannya dan pulau Enggano dianggab sebagai daerah strategis nasional, tetapi provinsi Bengkulu tidak. Oleh karena itu secara akuntasi berdasarkan data statistik sulit rasanya Bengkulu mengejar daerah lain untuk maju, analisis seperti itu jelas hasil dari olahan otak kiri yang kerjanya Cuma menghitung angka-angka berdasarkan logika matematika dan ilmu pengetahuan, sama halnya dengan data BPS tahun 2014 Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu menduduki peringkat teratas se-Sumatra dan 6 tertinggi nasional. Hanya saja jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin provinsi lain penduduk miskin di Provinsi Bengkulu relatif lebih kecil dengan jumlah penduduk miskin 316,950 jiwa dari total populasi, inilah yang dimaksud dengan kerja otak kiri BPS. Sebenarnya BPS tidak tahu miskin orang Bengkulu dengan miskin orang lain, orang miskin di Bengkulu nggak ada yang makan hanya satu kali sehari, atau rumahnya campur dengan kandang binatang…beda dengan orang miskin di tempat lain, yang identik dengan tidur dibawah kolong jembatan, sambil menunggu sungai pasang untuk mencari benda-benda yang hanyut atau di pingir rel kreta api atau rumah kardus atau manusi gerobak, di pastikan di Bengkulu tidak ada yang seperti itu. Untuk itu Gubernur harus bisa meyakinkan Pemerintah Pusat bahwa Bengkulu seharusnya menjadi daerah Strategis Nasional. Sebenarnya Pak Junaidi Hamzah waktu jadi Gubernur dulu juga sudah menggunakan otak kanan, tapi momennya saja mungkin tidak tepat, ketika ia melontarkan Bengkulu mau merdeka, sebenarnya itu kerja otak kanan tapi ditanggapi dengan otak kiri oleh pendengarnya, hanya mis communication saja, saya nggak tahu siapa yang membisikan kepa Pak Junaidi untuk ngomong sepulgar itu, seandainya dia lebih halus dan memikat saya rasa bisa kena, misalnya ia sampaikan masalah hutan lindung paru-paru dunia yang sering dirambah oleh masayarakat, perlu konpensasi untuk menjaganya, kemudian nilai-nilai sejarah Bengkulu tempat kelahiran Ibu Negara Pertama, saya rasa mbak Puan Maharani nggak akan marah dan mungkin akan mendapat apresiasi yang luar biasa…sama halnya juga dengan Gubernur sebelumnya Bapak Agusrin B. Najamuddin, banyak menggunakan otak kanan, seperti ingin membuka isolasi Bengkulu dengan membangun jaringan rel, kereta api, bahkan mau mengajak iuran seluruh gubernur se Sumatera untuk membangun jembatan selat sunda, wah ini luar biasa otak kanannya, tapi sayang otak kanannya belum maksimal bekerja ada gangguan dari otak kiri, yang mulai mikir untung dan rugi.
Membangun tidak selamanya harus menggunakan angka-angka, buka berarti orang ekonomi tidak penting, walaupun memang sudah ada yang mengatakan bahwa teori ekonomi untuk Indonesia ini tidak berlaku…atau berlaku tapi gagal….teori ekonomi hanya dibutuhkan sekedar bahan dasar dan sekaligus meneruskannya. Bengkulu lebih pantas di bangun dengan menggunakan otak kanan, artinya dimulai dengan perasaan prihatin akan ketertinggalan, lalu dibulatkan tekad untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pemimpin Bengkulu harus imajinasi jauh kedepan, ibarat membaca buku cerita 1001 malam yang dilakukan oleh sang pintar lagi jenaka Bung Abu Nawas. Salah satu contoh pikiran kreatif tetapi hasil imajinasi serius ingin menjadikan Bengkulu sebagai poros Maritim…otak kanan telah melihat ikan-ikan tuna bergelimpangan di atas kapal yang berbobot 24 Gt, serta terumbu karang penuh dengan rumah-rumah lobster ditambah lagi rumput pertanian rumput laut membentang dari pantai Muko-muko sampai Muara Nasal, otak kanan sudah memikirkan bagai mana Donga Leman, yang dulunya hanya pulang dari melawat membawa sejerek ikan glebaran, otak kanan berimajinasi bahwa Donga Leman Nanti, di suatu pagi yang cerah duduk diatas kursi berputar dan meja ukir asli jepara, menunggu kapal besarnya akan mendarat, sambil memegang HP Android terbaru, sekali-kali melirik pada pekerja-pekerja yang sedang memasukan ikan-ikan dalam kotak-kotak merah yang siap di ekspor ke Singapura, Jepang, dan Korea, dan anak-anak muda juga sedang mensortir udang-udang lobster yang akan di ekspor ke Tiongkok, dan otak kanan juga membayangkan akan banyak tumbuh Donga Leman-Donga Leman di Bengkulu.
Kalau disuruh otak kiri yang mikir paling-paling hanya mengalikan berapa ton tuna yang didapat sebulan kali jumlah nelayan kali harga pasar, dan tidak lupa dihitung berapa ongkos nelayan selama melaut, apa uangnya harus ngutang dulu sama tengkulak atau perlu juga didirikan Koperasi, kalau Koperasi berapa persen jasa pinjaman supaya koperasi tidak tekor seperti masa-masa lalu dan sekarang ini…otak kiri menganggab koperasi harus untung terus sama halnya dengan perusahaan swasta, padahal koperasi boleh tidak untung asal, anggota terlayani dan teetap bisa melayani, yang mikir terakhir ini pasti kerja otak kanan.
Kamsia Apresiasi
Ceruk Kamar, 26 Mei 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat "NAGE DEDAUP" Bg.-19

DAFTAR PUSTAKA

SAMBUTAN DEKAN ACARA YUDISIUM FAK. SYARI’AH IAIN BENGKULU