RENUNGAN HARI INI Integrasi ilmu ala Prof. Imam Suprayogo.

RENUNGAN HARI INI
Integrasi ilmu ala Prof. Imam Suprayogo.
Luar biasa…itu kata yang paling tepat untuk merenungkan konsep integrasi ilmu umum dan agama yang disampaikan oleh seorang pakar kesohor sekelas Prof. Imam Suprayogo, penyampaian tanpa makalah di depan seluruh civitas akademika IAIN Bengkulu dan Kepala Sekolah SMA/SMKA/MA Negeri dan swasta se provinsi Bengkulu hari ini, sabtu 16 April 2016 di Grage “Horizon” Bengkulu. Di samping itu melalui tulisan ini saya ingin menyebarkan semangat Prof. Imam yang menjadi salah satu paforit saya maklum sama-sama Imam…ha..ha..ha. ya sama-sama Imam harus sama-sama kiblat.
Diawali dengan uraian perkenalan yang banyak menyampaikan kiat-kiat dalam mengelola perguruan tinggi, ditunjuk sebagi Ketua STAIN yang mahasiswanya masih ratusan orang dan mahasiswanya hanya berasal dari kota Malang saja, padahal kedudukan beliau pada waktu itu sudah injoy sebagai dosen di Universita Muhammadiyah Malang, sebagai universitas swasta terbesar di nusantara, tetapi hijrah beliau penuh makna sehingga dapat menjadikan UIN Malang menjadi perguruan tinggi Islam yang diperhitungkan di manca Negara saat ini, buktinya tidak kurang dari 32 negara ada mahasiswanya di UIN Malang dan itupun bukan hanya dari Negara yang mayoritas penduduknya muslim saja tetapi Negara seperti Jerman, Amereka dan Negara barat lainnya ada yang kuliah di UIN Malang…dengan Guyon Profesor Imam mengatakan bahwa saat ini mahasiswa UIN Malang ada yang kulitnya sangat putih, ada juga yang sangat kuning dan banyak juga yang kulitnya sangat hitam membawur menimba ilmu di UIN Malang. Wajar kalau UIN Malang memproklamirkan dirinya sebagai “Multiculture University” dan saya juga melihat sendiri hal tersebut, karena sering ke Malang dan sering juga sholat subuh di mesjid kampus UIN Malang, melalui pintu kecil, arah SMP Neg. 13 Malang yang sengaja dibuka waktu sholat untuk masyarakat Umum, dan selesai sholat saya keling dulu kampus, melihat aktifitas mahasiswa, ternyata mahasiswa selesai sholat subuh langsung membentuk kelompok-kelompok di tengah aspal jalan kampus, yang dipimpin oleh mentornya belajar berbagai macam ilmu. Sama dengan di Brawijaya tempat saya menimba ilmu, juga penuh dengan mahasiswa di trotoar-trotoar asik dengan laptopnya masing-masing, mengerjakan tugas kuliah dan mencari bahan-bahan kuliah, maklum jaringan internetnya lancar dan gratis untuk mahasiswa.
Lalu apa yang membuat kita terkesima atas gagasan integrasi ilmu umum dan agama ala Profesor Imam…? Menurut saya, dari segi penyampaian yang sangat simpel tapi dengan realita yang akurat, serta contoh-contoh rasional dari apa yang telah kita dengar selama ini, tapi tetap dengan kajian yang lebih mendalam dan tidak terbantahkan. Beliau mengeritik system pendidikan saat ini yang sering berubah-rubah kurikulum, misalnya hilang timbulnya mata pelajaran karakter/akhlak, menunjukkan adanya kegamangan dalam pengelolaan dan produk pendidikan, padahal menurut beliau untuk mengetesnya gampang saja, coba diteliti tamatan TK, SD, SLTP, SLTA, S1, S2, sampai S3 yang mana yang paling banyak berbohong..? menurut pembaca siapa….? Ya…jawabnya yang lulusan S3, karena berbohong berkaitan dengan kepintaran, makin tinggi sekolah seseorang makin pintar otaknya dan bertambah juga keahlian berbohongnya. Jadi persoalan karakter bukan persoalan kepintaran dan jenjang pendidikan tetapi persoalan hati. Anak TK tidak bisa berbohong, gurunya saja yang telah mendidik dia untuk berbohong…misalnya ada lagu anak TK yang mengajari berbohong…”Bintang Kecil” padahal bintang adalah benda langit yang sangat besar bahkan bisa ratusan kali lebih besar dari bumi…karena jauh kelihatan kecil…sama dengan lagu Mansyur S, “rembulan bersinar lagi” padahal bulan tidak punya sinar hanya memantulkan sinar dari mataha hari, ini jok-jok dari Prof. Sirajuddin, menambahi contohnya Prof. Imam.
Oleh karena itu di samping otak harus diolah terus tetapi hati harus dibina bahkan harus dibersihkan penyakitnya, berimbang dengan pendidikan otak, otak boleh terganggu tapi hati tidak boleh, orang masih bisa masuk sorga walaupun otaknya terganggu, tetapi jika hatinya yang terganggu justru akan memperbanyak pintu-pintu neraka terbuka, dan akan menutup pintu sorga, kalau pintu sorga sudah tertutup, bagaimana…? Untuk mengolah hati, caranya menurut Prof. Imam adalah mendekatkan peserta didik dengan kitab sucinya, kalau dia Kristen suruh belajar memahami Injil, Kalau Budha pahimi Kitab Tripitaka, Hindu pahami Kitab Veda atau lebih dikenal dengan Catur veda dan agama Islam Al-Quran, serta belajarlah dengan tokoh agama masing-masing.
IAIN sebagai perguruan tinggi bagi agama Islam, tentu wajib memahami kitab suci Al-Quran, memahami bukan hanya bisa membacanya saja tetapi mengerti makna-makna yang tersirat maupun yang tersurat. Oleh karena itu di UIN Malang bagi mahasiswa yang hapal al-Quran dibebaskan dari seluruh biaya kuliah, bahkan juga bisa mendapatkan reword sesuai dengan jumlah juz yang dihapalkannya dan itu masih berlangsung sampai sekarang dan ada 20% dari seluruh mahasiswa UIN Malang yang mendapatkan pasilitas tersebut berarti ada sekitar 2000an mahasiswa UIN Malang yang hapal Al-Quran 30 Juz, Luar biasa termasuk mencarikan beasiswanya, tapi karena niat baik jalan kemudahan pasti ada, bahkan menurut Prof. Imam ada orang beragama Budha memberikan beasiswa untuk mahasiswa UIN Malang yang hapal al-Quran, dan biasanya mahasiswa yang hapal Al-Quran prestasi kuliahnya juga sangat baik, prilakunya sopan, jarang yang hapal al-quran yang berpenampilan urakan, seperti pakai celana jens bolong-bolong, terbukti lulusan Cumlaude di UIN Malang adalah mahasiswa yang hapal al-quran dan skripsinya biasanya ditulis minimal dua bahasa (bahasa Indonesia dan satu bahasa asing) bahkan ada yang Sembilan bahasa termasuk yang ke Sembilan itu bahasa daerah...yang bahasa daerah ini tambahan saja tetapi tetap ditulisnya juga….kata Prof Imam sambil tertawa. Jadi dapat dipastikan bahwa di UIN Malang tidak ada mahasiswanya yang tidak bisa mengaji…kalu tidak bisa ngaji ya harus belajar sampai bisa, dan diberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk wajib belajar dan nyantri selama dua tahun di asrama mahasiwa yang disebut Ma’had Ali (Pesantren Tinggi). Prof. Imam memberikan kiat khusus untuk menghapal al-quran, pertama biasakan shalat malam, selalu menjaga wudhu’ (kalau sudah batal wudhu’nya, berwudu’ lagi, untuk itu harus banyak kran-kran air untuk berudhu’ mahasiswa), sebagai tambahan jangan terlalu lama memandang lawan jenis, ini menurut saya belaku juga larangan untuk menonton Film …di yutube
Mengapa harus bisa mengaji dan memahami kandungan Al-Quran..? karena itu menjadi syarat mutlak untuk mengintegrasikan ilmu umum dengan agama (Islam), Prof. Imam mengambil contoh dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 190-191, dalam terjemahannya sebagai berikut:
“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).
Makna yang terkandung dalam ayat di atas, yang pertama setiap manusia harus pintar, supaya bisa mengetahui teori kejadian terbentuknya alam semesta, jadi manusia bukan hanya dituntut untuk belajar ilmu agama tetapi juga harus memahami ilmu alam, ilmu eksak. Kemudian harus selalu mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring, betul posisi manusia selalu digambarkan dengan posisi tersebut, memang ada sekali-sekali manusia itu jongkok, maknanya bahwa manusia setiap saat harus selalu mengingat Allah, dan tuhan menjadikan sesuatu tidaklah sia-sia, ini harus dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.
Prof. Imam, mengambil contoh Surat Maryam: Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (23) Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. (24) Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, (25) maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (26)
Kenapa harus bersandar…?, ternyata berdasarkan ilmu medis, bersandar adalah posisi yang paling baik saat melahirkan, di samping itu ternyata buah korma berdasakan penelitian medis mengandung horemon potuchin memiliki fungsi ajaib yaitu melengketkan atau menyatukan atau pasnya bermanfaat sebagai perekat sel-sel pembuluh darah pada daerah rahim, hal inilah yang membuat buah kurma cukup signifikan mengurangi resiko pendarahan ataupun bila terjadi maka perdarahan yang terjadi tidak parah, ini sebagian kutipan saya berasal dari internet, maaf saya lupa sumbernya.
Sebenarnya kajian integrasi ilmu umum dan agama, bukan hal yang baru misalnya bisa ditelusuri melalui tulisan-tulisan Ismail Raj Al-Faruqi ilmuan Palestina yang bermukim di Amerika, Fazlur Rahman, Mulyadi Kartanegara, atau di Indonesia seperti tulisan Koentowidjojo salah satu bukunya Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan Etika (2005), Nurcholis Majid, paling banyak tulisannya yang diterbitkan oleh yayasan Paramadina, dan lain-lain, hanya saja hari ini menjadi luar biasa, karena disampaikan oleh pakar yang memang selalu mengaktualisasikan kepakarannya melalui tulisan. Prof. Imam Suprayogo adalah orang yang paling banyak menulis artikel sehingga mendapat rekor muri, sampai saat ini ada 2862 judul, buku sekitar 30 judul dan ini semua dipublikasikan untuk umum, bisa di baca melalui web, blok maupun FB beliau, luar biasa. Menurut beliau artikel-artikel tersebut ditulis pagi hari sehabis sholat subuh. Bagi kaum intelektual sebenarnya pemikiran Prof. Imam tidak asing lagi, melalui sang professor dikembangkanlah khasana keilmuan UIN Malang melalui pohon ilmu, jika di UIN Joga dikembangkan jarring laba-laba ilmu dengan suhunya Professor Amin Abdullah. Bagaimana dengan IAIN Bengkulu…? Insya Allah kita akan mengembangkan integrasi ilmu umum dan ilmu agama melalui kolaborasi kurikulum khusus sebagi produknya, terutama yang bekaitan dengan ketatanegaraan dan politik Islam.
Sebenarnya pada seminar hari ini ada tiga narasumber, yakni Prof. Dr. Sirajuddin M, M. Ag. MH., Prof. Dr. Bahri Ghazali, MA ( Dosen IAIN Lampung) dan Prof. Dr. Imam Suprayogo. tapi tulisan ini hanya mengulang kaji Prof. Imam supaya tidak lupa…, sedangkan kedua narasumber tadi akan saya tulis berikutnya, Insya Allah.
Kamsia Apresiasi
Ceruk kamar, 16 April 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat "NAGE DEDAUP" Bg.-19

DAFTAR PUSTAKA

SAMBUTAN DEKAN ACARA YUDISIUM FAK. SYARI’AH IAIN BENGKULU