BANJIR BENGKULU…SIAPA YANG SALAH ?
BANJIR BENGKULU…SIAPA YANG SALAH ?
Bencana tidak dapat
dielakan itulah hukum alam, dan kekuasaan tuhan diluar kemampuan manusia
seperti Gempa, Badai, gunung melutus dan sebangsanya, dan orang akan pasrah
menyerahkan diri karena ketidak berdayaan, menangis mungkin salah satu pelepas
kesedihan, ketakutan, merintih, gemetaran dan sebagainya, iya karena ada rasa
tak berdaya. Tapi ini bencana banjir, apakah semuanya kita pasrahkan bahwa
takdir memang sedang berada di wilaya Bengkulu, maklum Bengkulu berada di bagian
barat Bukit Barisan, karena air dari gunung, bukit, kebun-kebun yang berada di
dataran tinggi akan bersatu menyerang dataran rendah seperi wilayah pesisir di
samudra Indonesi Bengkulu ada disini (maksudnya dataran rendah).
Banyak pedapat
mengatakan parah ahli, calon ahli, sengaja serba ahli dan orang biasa mengamini
bahwa banjir disebabkan oleh ulah-ulah tangan manusia. Lalu siapa manusia itu,
yang jelas adalah orang-orang yang berada di Bengkulu Sendiri, karena tidak
mungkin orang dibalik bukit Barisan yang memanjang dari Aceh sampai ke lampung
membuat Banjir orang Bengkulu. Manusia memang dapat disalahkan dalam setiap momen
bencana banjir.
Teori umumnya adalah
karena hutan-hutan di hulu kayunya tidak ada, walaupun kalau dilihat dengan
mata telanjang dipinggir hutan lindung kayunya masih banyak dan besar-besar,
tapi kata penduduk setempat kalau sampean masuk sekitar 20-50 Meter kedalam
kayunya sudah pada kecil-kecil yang besar kagak ada lagi, jadi yang dipinggir
saja lagi sebagai penyanggah, iyalah…kayak nggak tau saja. Semua orang terlibat
dalam urusan perkayuan ini, sampai-sampai pengurus Mesjid ikut juga, karena
tergiur kayu murah untuk rehab kosen mesjid.
Resapan-resapan air
yang selama ini terbentang luas sebagai semak belukar, banyak yang telah menjadi
gundul, atau dari hutan belantara menajadi perkbunan Swait yang sama ganasnya
dengan lembah yang menghirup air sampai kedasar-dasarnya, kayak “Nage Dedaup”
lagi minum, sekali susup abis air satu Danau…hahaha…hayalan saje Ce…, Tapi ini
pernah saya tulis ber seri-sere, kalau nggak salah sudah 84 Seri atau Episode.
Memang skarang sedang trend gundul-menggundul,
lihatlah tokoh-tokoh terkenal yang masuk TV banyak yang gundul, ada yang gundul
alami ada juga menjaga kegundulannya demi kebahagiaan hidupnya.
Kalau kepala gundul
saat ini tidak menjadi aib, pak Plt. Bupati Bengkulu Selatan kauaknya sudah
mantap dengan kepala gundulnya (maaf pak Guyon aja, jangan marah sebentar lagi
puasa), tapi apakah hutan gundul juga sudah menjadi tren kebanggaan, entahlah…
yang jelas berdasarkan analis para ahli dan orang yang berkepentingan untuk
bicara tentang penyebab banjir, seperti Menteri Lingkungan Hidup, Menteri
Pertambangan dan Sumber Daya Mineral,
menteri Pertanian, Menteri PUPR bahkan seluruh pejabat penting Negara
ini sampai pejabat tinggi yang khusus menangi Bencana (BPBN) ikut
berargumentasi, menyejukan dan jauh dari maksud “mengkompori”…jangan cibir…ini
serus ndan… khususnya setelah malapetaka besar melanda Bengkulu.
Kalau menurut saya
Dewan Riset Daerah (DRD) juga harus bicara biar tambuh sejuk atau sekalian menambah
runyam permasalahan, maklum anggotanya banyak akademisi dan laskar tek begune
(istilah Upin-Ipin),…..hahaha… hallo kawan-kawan di DRD, dengarin
kata pak Nabiyu dan Pak Zamdial yang sangat kritis dan agresip terhadap
keberadaan DRD ..jangan sok-sokan berteori aja kata pak Nabiyu, apa Out
Came-nya, waw…ngeri juga kalau ini ditimpakan semuanya kepada organisi kecil
seperti DRD yang napasnya senin-kemis untuk melaksanakan program pokok alias
wajib, apalagi kalau sampai harus mengkaji sebab-musabab banjir besar melanda
Bengkulu, itu rana orang lain yang jelas Tufoksinya, DRD mau ngurusi orang
miskin dulu dan Pantai Panjang ini urusan wajib.
Komentar
Posting Komentar